Corona di Bali, Pedanda di Gianyar Gelar Homa Pengenduh Jagat, Masyarakat Diharapkan Bersembahyang di Rumah

Sebagai bentuk dharmaning agama dalam menghadapi pandemi Covid-19, pedanda di Kabupaten Gianyar, Bali, akan menggelar upacara Homa Pengenduh Jagat, 5 Juli 2020 ini. Upacara yang ditanggungjawabi oleh pemilik Taman Prakerti Bhuana, Ida Bangus Mangku Adi Supartha ini akan diselenggarakan di Taman Prakerti Bhuana, Kelurahan Beng, Gianyar, Bali.
Dalam upacara ini, umat ataupun masyarakat umum diharapkan ikut berpartisipasi dalam bentuk persembahyangan di rumah masing-masing. 

Ida Bagus Mangku Adi Suparta saat ditemui, Jumat (3/7/2020) mengatakan, upacara ini hadir dari sebuah petunjuk niskala yang diterimanya saat melakukan persembahyangan.


Kata dia, saat awal pandemi Covid-19, dirinya selalu meminta petunjuk pada Ida Bhatara untuk mengatasi kondisi ini. Kata dia, petunjuk niskala tersebut telah muncul sejak Maret, namun saat itu masih samar-samar, hingga pada Mei, petunjuk tersebut semakin jelas. Petunjuk tersebut ada upacara Homa Pengenduh Jagat, dengan tingkat upacara pedudusan alit, tawur dan menawa ratna. Tidak mau gegabah dalam mengartikan sebuah petunjuk niskala, akhirnya Gus Adi meminta pertimbangan pada sejumlah sulinggih termasuk PHDI Gianyar. Hasilnya, semua pihak menyetujui digelarnya upacara tersebut.
“Nanti upacara digelar pada 5 Juli, masyarakat diharapkan ikut bersembahyang dari rumah masing-masing,” ujarnya.


Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh dari Griya Prapitamaha Manuaba Siangan mengatakan, secara historis upacara ini belum pernah dilakukan. Namun berdasarkan literatur sastra, upacara ini memang dibenarkan untuk dilakukan ketika bumi mengalami sasab merana dan gering tetumpur. Yuridis formal yang mendukung upacara ini, diantaranya lontar Roga Senggara Gumi dan Widhi Sastra saking Niti Dhang Hyang Dwijendra.

Kata Ida, upacara ini akan melibatkan Catur Brahmana Siwa dan Bhuda selaku pemimpin upacara. Prosesinya nanti, para sulinggih akan ‘mepuja’ menghadap api suci dengan posisi mengitari api suci. Nantinya, abu dari api suci tersebut boleh diambil masyarakat untuk sarana kesehatan. “Sebelumnya ini, kita telah menggelar Homa Yadnya, saat itu masyarakat sangat antusias masyarakat mengambil abu suci. Begitu juga diharapkan dalam upacara ini. Semoga dengan upacara ini, dengan keyakinan penuh, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir,” ujarnya. 

Upacara Berjalan Sesuai Protokol
Owner Taman Prakerti Bhuana, Ida Bagus Mangku Adi Suparta mengatakan, prosesi upacara di Taman Prakerti Bhuana nantinya akan berjalan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Dimana, pihaknya bekerja sama dengan Satgas Gotong Royong Covid-19 Beng, dalam melakukan pengawasan tersebut.

“Kami tidak mengesampingkan protokol kesehatan. Bahkan mulai dari persiapan sarana upakara dan saat hari puncaknya nanti, jumlah pengayah dibatasi tidak lebih dari 25 orang,” ujarnya. Terkait kesiapan sarana upakara, Gus Adi mengatakan, saat ini sudah memasuki tahap 80 persen. “Segala persiapan sudah saya lakukan, astungkara semuanya berjalan lancar. Saat ini persiapan sudah 80 persen,” tandasnya. 


Sumber: Tribun Bali