Taman Prakerti Siapkan Homa Pengenduh Jagat

Upakara Homa Pangenduh Jagat akan digelar di Lingga Ida Bhatara Agni Ciwa Bhoda Homa Yadnya, Taman Prakerti Bhuana (TPB), Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar, Gianyar, Purnama Kasa, Redite Pahing Sintha, Minggu (5/7).

Upakara ini digelar sebagai partisipasi menghadapi masa pandemi Corona Covid-19 dan menyomyakan gering agung (menetralkan wabah penyakit), khususnya di Bali.
Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Gianyar melihat sisi posiif Homa Pengenduh Jagat ini sebagai upaya nunas ica (mohon angerah). Terlebih berdasarkan sastra dari sejarah Dang Hyang Nirartha dan Hyang Astapaka. ‘’Zaman dulu pernah digelar upacara Pancakatirta dalam rangka pemahayu jagat," jelas Sekretaris PHDI Pande Komang Karyawan didampingi Ketua PHDI I Nyoman Patra, Minggu (14/6).

Kepada umat Hindu di Gianyar khususnya, PHDI mengajak untuk ikut berdoa dengan tulus. "Bilamana sebuah kegiatan nunas ica, digelar menurut keyakinan sejarah dan referensi sastra meskipun sifatnya parsial patut didukung. Dukungan tersebut cukup dengan doa tulus ikhlas," ujarnya.

Sementara itu pemilik, TPB di Kelurahan Beng, Ida Bagus Mangku Adi Supartha SSos mengaku mendapat petunjuk niskala agar upakara Homa Pengenduh Jagat ini segera digelar. Namun petunjuk pelaksanaan Homa Pengenduh Jagat ini tidaklah didapat secara instan. Melainkan sedikit demi sedikit melalui pendekatan niskala yadnya secara rutin semenjak pandemi merebak. "Sejak Januari kami di TPB nunas ica melalui meditasi. Menghidupkan kembali Agni Sala pada tungku Homa Yadnya selama dua bulan lebih. Kami juga sampai sempat menurunkan druwe dan pica Ida Bhatara," jelasnya.

Sampai pada suatu ketika ada petunjuk dari alam lain (pelawatan) yang memberi kode bahwa penanggulangan Covid-19 rimasa pariwesan jagat kabiahparan ura-ara gering tetempur agung ditanggulangi lewat jalan upacara/upakara dengan pemuput nunggal aken warih Ida Bhatara Dang Hyang Dwijendra lan warih Ida Bhatara Dang Hyang Astapaka Brahmana Catur Ciwa kalawan Brahmana Bodha tunggal.

Inspirasi tersebut dikoordinasikan terlebih dahulu secara lisan dengan beberapa sulinggih (Ida Peranda) dan setelah mendapat restu, dilakukanlah paruman terbatas tepatnya pada 31 Mei 2020 di Gedung Ballroom, Taman Prakerti Bhuana Beng, Gianyar. Paruman dihadiri oleh sejumlah sulinggih baik unsur Ciwa maupun Bodha serta pengurus PHDI kabupaten Gianyar, juga dari unsur Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara dan Team TPB. Hasil paruman diputuskan bahwa telah disetujui dan direstui untuk dilaksanakannya upacara Homa Pengenduh Jagat sebagai usaha untuk menanggulangi keberadaaan Pandemi Covid-19. "Ini sebagai permohonan secara Niskala agar pandemic Corona Covid-19 bisa Segera sirna dan alam kembali paripurna/bhuana alit muang bhuana agung. Nunas ica agar para ahli obat obatan atau vaksin dimudahkan dan diberi jalan agar segera menukan obat /vaksin covid 19," jelasnya.

Tidak hanya itu, umat manusia di bumi diharapkan bisa saling asih saling asuh, bantu membantu dalam menghadapi pandemi covid-19, tidak saling menyalahkan, tidak pengkung dan maboya. Oleh karena dalam situasi pandemi, pelaksanaan yadnya mentaati aturan protokol kesehatan. Antara lain penyemprotan desinfektan, physical distancing, social distancing, pemakaian masker, penyediaan tempat cuci tangan, juga masker dengan personil terbatas.

Sementara itu Ida Dang Kerta Dharmopadesa Nusantara Ida Pedanda Rai Gunung Ketewel Griya Bakbakan, Gianyar mengatakan pelaksanaan upakara Homa Pengenduh Jagat merupakan upakara pingit. "Upakara homa pengenduh jagat, pingit pisan, sami munggah ring puja ageng. Puja padudusan, pengelanduh gering," jelasnya. 

Pelaksanaan saat pandemi Covid-19 pun dinilai sangat tepat. "Sesuai pisan digelar dalam situasi saat ini. Semua lontar menyebutkan tentang pemlehpeh, pengelebur gangsa, Roga Sanggara Bumi. Apalagi, ada kleteg pacang ngewentenang puniki. Becik pisan. Baik dilaksanakan ketika ada ceciren jagat," ungkapnya.

Sumber: NusaBali

Share